Wortel
adalah sayuran yang sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia dan
populer sebagai sumber vit. A karena memiliki kadar karotena (provitamin
A). Selain itu, wortel juga mengandung vit. B, vit. C, sedikit vit. G,
serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Sosok
tanamannya berupa rumput dan menyimpan cadangan makanannya di dalam
umbi. Mempunyai batang pendek, berakar tunggang yang bentuk dan
fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Umbi berwarna kuning
kemerah-merahan, berkulit tipis, dan jika dimakan mentah terasa renyah
dan agak manis.
Syarat Tumbuh Wortel
Wortel
merupakan tanaman subtropis yang memerlukan suhu dingin (22-24° C),
lembap, dan cukup sinar matahari. Di Indonesia kondisi seperti itu
biasanya terdapat di daerah berketinggian antara 1.200-1.500 m dpl.
Sekarang wortel sudah dapat ditanam di daerah berketinggian 600 m dpl.
Dianjurkan untuk menanam wortel pada tanah yang subur, gembur dan kaya
humus dengan pH antara 5,5-6,5. Tanah yang kurang subur masih dapat
ditanami wortel asalkan dilakukan pemupukan intensif. Kebanyakan tanah
dataran tinggi di Indonesia mempunyai pH rendah. Bila demikian, tanah
perlu dikapur, karena tanah yang asam menghambat perkembangan umbi.
Pedoman Budidaya Wortel
PENGOLAHAN
TANAH Tanah yang akan ditanami wortel diolah sedalam 30-40 cm.
Tambahkan pupuk kandang sebanyak 1,5 kg/m2 agar tanah cukup subur. Bila
tanah termasuk miskin unsur hara dapat ditambahkan pupuk urea 100 kg/ha,
TSP 100 kg/ha, dan KCl 30 kg/ha. Selanjutnya dibuatkan bedengan selebar
1,5-2 m dan panjangnya disesuaikan dengan lahan. Tinggi bedengan di
tanah kering adalah 15 cm, sedangkan untuk tanah yang terendam, tinggi
bedengan dapat lebih tinggi lagi. Di antara bedengan perlu dibuatkan
parit selebar sekitar 25 cm untuk memudahkan penanaman dan pemeliharaan
tanaman. PENANAMAN Kebutuhan benih wortel adalah 15-20 g/10 m2 atau
15-20 kg/ha. Benih wortel yang baik dapat dibeli di toko-toko tanaman
atau membenihkan sendiri dari tanaman yang tua. Jika membeli, pilihlah
benih yang telah bersertifikat. Benih wortel dapat langsung disebarkan
tanpa disemai dahulu. Sebelumnya, benih direndam dalam air sekitar 12-24
jam untuk membantu proses pertumbuhan. Kemudian, benih dicampur dengan
sedikit pasir, lalu digosok-gosokkan agar benih mudah disebar dan tidak
melekat satu sama lain. Benih ditabur di sepanjang alur dalam bedengan
dengan bantuan alat penugal, lalu benih ditutupi tanah tipis-tipis.
Berikutnya, bedengan segera ditutup dengan jerami atau daun pisang untuk
menjaga agar benih tidak hanyut oleh air. Jika tanaman telah tumbuh
(antara 10-14 hari), jerami atau daun pisang segera diangkat.
Pemeliharaan
Setelah
tanaman tumbuh segera dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan pertama
adalah penyiraman yang dapat dilakukan sekali sehari atau dua kali
sehari jika udara sangat kering. Cara pemberian air yang lain ialah
dengan jalan menggenangi parit di antara bedengan. Cara seperti ini
dapat dilakukan bila terdapat saluran drainase. Tanaman yang telah
tumbuh harus segera diseleksi. Caranya cabutlah tanaman yang lemah atau
kering, tinggalkan tanaman yang sehat dan kokoh. Tindakan ini sekaligus
diikuti dengan penjarangan yang berguna untuk memberikan jarak dalam
alur dan menjaga tercukupinya sinar matahari sehingga tanaman tumbuh
subur. Penjarangan menghasilkan alur yang rapi berjarak antara 5- 10 cm.
Pemeliharaan selanjutnya adalah pemupukan yang sudah dapat dilakukan
sejak tanaman berumur dua minggu berupa 50 kg Urea/ha, disusul pemberian
kedua (1 atau 1,5 bulan kemudian) berupa urea sebanyak SO kg/ha dan KCl
20 kg/ha. Dosis dapat berubah sesuai kondisi tanah dan rekomendasi
pemupukan yang ada. Cara pemupukan adalah dengan menaburkan pupuk pada
alur sedalam 2 cm yang dibuat memanjang berjarak sekitar 5 cm dari alur
tanaman. Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan
dan pendangiran. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan
menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Hama dan Penyakit Wortel
Ada
beberapa hama yang penting diketahui karena sering menyerang tanaman
wortel di Indonesia, di antaranya sebagai berikut. Manggot-manggot
(Psila rosae) Umbi wortel yang terserang memperlihatkan gejala kerusakan
(berlubang dan membusuk) akibat gigitan pada umbi. Penyebab kerusakan
ini adalah sejenis lalat wortel yang disebut manggot-manggot (Psila
rosae). Periode aktif perusakan adalah saat larva lalat ini memakan umbi
selama 5-7 minggu sebelum berubah menjadi kepompong. Umbi yang telah
terserang tidak dapat di perbaiki, sebaiknya dicabut dan dibuang.
Pencegahannya, saat tanaman wortel masih muda disiram dengan larutan
Polydo120 g dicampur air sebanyak 100 liter. Untuk lebih meyakinkan
hasilnya, pemberian Polydol diulangi lagi 10 hari kemudian. Semiaphis
dauci Serangan hama ini ditandai dengan terhentinya pertumbuhan, tanaman
menjadi kerdil, daun-daun menjadi keriting, dan dapat menyebabkan
kematian. Hama ini umumnya menyerang tanaman muda sehingga menyebabkan
kerugian besar. Hama perusak ini adalah serangga berwarna abu-abu
bernama Semiaphis dauci. Pemberantasan dan pengendaliannya dilakukan
dengan menyemprotkan Polydol 20 g dicampur air 100 liter. Atau dapat
pula menggunakan Metasyttox 50 g dicampur air 100 liter. Penyakit
Penyakit tanaman wortel yang dianggap penting antara lain sebagai
berikut. Bercak daun cercospora Penyakit ini ditandai dengan
bercak-bercak bulat atau memanjang yang banyak terdapat di pinggir daun
sehingga daun mengeriting karena bagian yang terserang tidak sama
pertumbuhannya dibanding bagian yang sehat. Penyebab penyakit ini adalah
jamur Cercospora carotae (Pass). Penyebarannya dibantu oleh angin.
Bagian tanaman yang lebih dahulu terserang adalah daun muda.
Pengendaliannya dengan menanam biji yang sehat, menjaga sanitasi,
tanaman yang telah terserang dicabut dan dipendam, serta pergiliran
tanaman. Cara pengendalian yang lain adalah dengan menyemprotkan
fungisida yang mengandung zineb dan maneb, yaitu Velimex 80 WP sebanyak
2-2,5 g/1 dengan volume semprot 400-800 1/ha. Busuk hitam (hawar daun)
Gejala penyakit ini ditandai dengan bercak-bercak kecil berwarna cokelat
tua sampai hitam bertepi kuning pada daun. Bercak dapat membesar dan
bersatu sehingga mematikan daun-daun (menghitam). Tangkai daun yang
terinfeksi menyebabkan terjadinya bercak memanjang berwarna seperti
karat. Gejala pada akar baru tampak setelah umbi akar disimpan. Pada
akar timbul bercak berbentuk bulat dan tidak teratur, agak mengendap
dengan kedalaman sekitar 3 mm. Jaringan yang busuk berwarna hitam
kehijauan sampai hitam kelam. Terkadang timbul pula kapang kehitaman
pada permukaan bagian yang busuk. Penyebab penyakit ini adalah jamur
Alternaria dauci yang semula disebut Macrosporium carotae.
Pengendaliannya dengan pergiliran tanaman, sanitasi, penanaman benih
yang sehat, dan membersihkan tanaman yang telah terserang (dicabut dan
dipendam atau dibakar). Dapat juga digunakan fungisida, misalnya Velimex
80 WP sebanyak 2-2,5 g/1 dengan volume semprot 400-800 1/ha.
Panen dan Pasca Panen
Wortel
dapat dipanen setelah 100 hari tergantung dari jenisnya. Pemanenan
tidak boleh terlambat karena umbi akan semakin mengeras (berkayu)
sehingga tidak disukai konsumen. Cara pemanenan dilakukan dengan jalan
mencabut umbi beserta akarnya. Untuk memudahkan pencabutan sebaiknya
tanah digemburkan dahulu. Pemanenan sebaiknya dilakukan pagi hari agar
dapat segera dipasarkan.
0 komentar:
Posting Komentar