Senin, 15 April 2013



Jambi berharap taman bumi (geopark) di Kabupaten Merangin dapat menjadi warisan dunia karena di lokasi tersebut ditemukan fosil flora dan fauna laut berusia 250-290 juta tahun lalu dalam keadaan utuh dan tiada duanya di dunia.
“Kami berharap pemerintah berjuang agar taman bumi menjadi warisan dunia, apalagi kriterianya lebih baik dibanding yang lain,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, Didy Wurjanto, di sela kunjungan wartawan pariwisata di Jambi, Jumat (25/11).
Untuk menjadikan suatu lokasi menjadi warisan dunia maka perlu diusulkan ke UNESCO (Badan Pendidikan, Sosial dan Budaya PBB).
Didy menjelaskan di taman tersebut ditemukan banyak fosil kerang, yang berarti menunjukkan bahwa Jambi dahulunya di bawah laut. Selain itu juga ditemukan fosil tumbuhan yang berasal dari masa dinosaurus masih hidup.
Ia mengatakan, dari fosil dan bukti-bukti lainnya juga dapat diduga bahwa telah terjadi tujuh letusan gunung berapa di daerah tersebut.
Saat ini, katanya, telah banyak peneliti dari dalam maupun luar negeri yang menaruh perhatian terhadap situs tersebut. Hasil penelitian yang bisa menceritakan keunikan daerah tersebut dapat digunakan sebagai upaya untuk menjadikan taman bumi sebagai warisan dunia.
Situs tersebut terdapat di samping kanan kiri Sungai Batang Merangi sehingga untuk mengetahui adanya fosil-fosil tidak perlu membelah batu atau mengikis dinding. Langsung terlihat. Ini yang tidak dimiliki situs lainnya.
Bukti-bukti fosil dan kondisi alam taman bumi Merangi, katanya, lebih baik dari yang ada di China dan Malaysia yang sudah dijadikan warisan dunia. Ia berharap, jika dijadikan warisan dunia maka akan banyak turis dan perhatian dunia terhadap situs tersebut.
Selain turis biasa, ia mengatakan ada banyak kelompok turis tertentu yang sangat menaruh perhatian terhadap warisan dunia. “Mereka punya uang lebih sehingga bisa meningkatkan ekonomi,” katanya.
Selain dijadikan wisata minat khusus, wisatawan juga bisa sekaligus melakukan wisata petualang arung jeram karena situs tersebut berada di sisi sungai.
Saat ini sudah ada pihak yang menyediakan alat-alat untuk melakukan arung jeram. Panjang sungai yang dapat dijadikan wisata arung jeram adalah 10 km yang dapat ditempuh dengan waktu 1,5-2 jam.
Pada 2012, katanya, di lokasi itu akan dibangun pusat informasi geologi sebagai bagian dari pusat informasi turisme. Selain itu juga akan dibangun jembatan untuk pengunjung.
Lokasi tersebut ditemukan pada tahun 1980 namun baru intensif diperhatikan dan dikembangkan sejak tahun lalu. Untuk mencapai lokasi diperlukan perjalanan darat sekitar 4-5 jam dari kota Jambi. (*)

0 komentar:

Posting Komentar