Jumat, 03 Mei 2013

Hidroponik pada Tanaman Tomat


Hidroponik pada Tanaman Tomat
Pengertian Hidroponik
Hidroponik (hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya.
Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah.
Jadi hidroponik berarti budidaya tanaman yang mamanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles.
Latar Belakang Tomat
Tomat merupakan satu dari sayuran yang paling banyak dibudidayakan di dunia. Sebagai sayuran buah, tomat merupakan sumber vitamin A dan C. Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan hasilnya dan kualitas buahnya.

Rendahnya produksi tomat di Indonesia kemungkinan disebabkan varietas yang ditanam tidak cocok, kultur teknis yang kurang baik atau pemberantasan hama/penyakit yang kurang efisien. Namun seringkali terjadi penanaman tomat tanpa memperhatikan kualitasnya, sehingga hasil dan kualitas buahnya sangat rendah.
Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tomat yang semakin tinggi maka perlu diarahkan untuk meningkatkan hasil dan kualitas buah tomat dengan menanam varietas-varietas unggul dan juga perlunya menerapkan teknologi-teknologi yang lebih produktif. Teknik budidaya hidrponik bisa menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan produktifitas tomat. Teknik budidaya hidroponik memiliki banyak keunggulan dan sesuai untuk dikembangkan di Indonesia.
Tujuan Hidroponik pada Tomat:
  • Mengetahui bagaimana system budidaya tomat dengan hidroponik,
  • Untuk mengetahui varietas tomat yang terbaik untuk dibudidayakan menggunakan sistem hidroponik,
  • Mengetahui manfaat dari penerapan teknologi tomat hidroponik.


Perbandingan Teknik Penanaman Secara Hidroponik dengan Konvensional:
Penanaman Secara Hidroponik:
  1. Bekerja secara bersih, semuanya dalam keadaan steril
  2. Nutrien yang diberikan digunakan secara efisien oleh tanaman
  3. Nutrien yang diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman karena tidak ada zat lain yang mungkin dapat bereaksi dengan nutrien
  4. Tanaman bebas dari gulma
  5. Tanaman lebih jarang terserang hama dan penyakit
  6. Pertumbuhan tanaman lebih terkontrol
  7. Tanaman sayuran dapat berproduksi dengan kuantitas dan kualitas yang tinggi
  8. Pertanian hidroponik mempunyai ciri:
    i.Lahan yang dibutuhkan sempit
    ii.Kesuburan dapat diatur
    iii.Nilai jual tinggi
    iv.Bekerja tida bersih, tidak dalam keadaan steril
Penanaman secara Konvensional:
  1. Bekerja tidak bersih, tidak dalam keadaan steril
  2. Penggunaan nutrien oleh tanaman kurang efisien
  3. Nutrien yang diberikan dapat bereaksi dengan zat yang mungkin terdapat dalam tanah (karena tanah tidak steril)
  4. Gulma sering tumbuh di tanah 
  5. Tanaman lebih sering terserang hama dan penyakit
  6. Pertumbuhan tanaman kurang terkontrol
  7. Kuantitas dan kualitas produksi tanaman kurang
  8. Pertanian dengan tanah mempunyai ciri:
    i.Lahan yang dibutuhkan luas
    ii.Kesuburan sukar diatur
    iii.Nilai jual rendah
Bahan dan Alat Menanam Tomat dengan Hidroponik:
Bahan:
  1. Bibit tomat
  2. Nutrisi A, B Mix
  3. Pupuk Gandasil B/ Gandapan
  4. Pupuk NPK, Urea, KCL dan SP-18
  5. Media arang sekam, pupuk organik (bokashi) dan pasir steril
  6. Polybag 40 x 35 cm
  7. Insektisida dan fungisida
  8. Ajir bambu (4 buah panjang ±2 m)
  9. Rafia
Alat:
  1. Alat ukur volume cairan
  2. Cetok
  3. Timba plastik
  4. Cutter
  5. Penggaris
Cara Menanam Tomat dengan Hidroponik Persemaian
Dalam melakukan persemaian hampir sama dengan komoditi lainnya, tomat dengan sistem hidroponik pun dilakukan pembibitan terlebih dahulu. Periode pembibitan merupakan awal dari sistem bercocok tanam yang sangat penting karena akan menentukan berhasil tidaknya tanaman pada masa produksi.
  Persemaian
Dalam melakukan persemaian hampir sama dengan komoditi lainnya, tomat dengan sistem hidroponikpun dilakukan pembibitan terlebih dahulu. Periode pembibitan merupakan awal dari sistem bercocok tanam yang sangat penting karena akan menentukan berhasil tidaknya tanaman pada masa produksi.
  Persiapan
Sarana, alat dan bahan yang harus dipersiapkan adalah Green house, Nursery, Tray semai/wadah, Benih (contoh benih tomay cerry yang ada), Media semai (Rockwool-Grodan, arang sekam(Sekam bakar), pasir, dll), Thermometerdan Hygrometer, Pinset, Ruang semai dan Alat semprot (hand sprayer).

  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam  budidaya tomat cerry, diantaranya; 1) kontruksi dari Green house harus disesuaikan dengan ketinggian tempat, 2) persemaian/pembibitan antara lain Kualitas benih, Jenis media yang digunakan, 3) Suhu dan Kelembapan, intensitas cahaya dan 4) Teknis pembibitan.
 
Teknis Pembibitan
 
  1. Benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku selama ± 30 menit, sambilmenunggu kita bisa menyiapkan media semai yang akan digunakan.
  2. Basahi media dengan air bersih dan pastikan media basah sampai merata dan biarkan sesaat agar air siraman yang berlebihan menetes.
  3. Buat lubang kecil pada rockwool-Grodan (apabila menggunakan Rockwool) atau garitan kecil yang saling berpotongan pada Sekam (apabila menggunakan sekam bakar) sehingga membentuk bujur sangkar dengan jarak     ± 2 Cm.
  4. Letakkan benih satu persatu pada setiap lubang dengan posisi calon lembaga (titik tumbuh menghadap kebawah ± 0,5 Cm dengan menggunakan Pinset, setelah semua benih disemai kemudian tutup dengan plastik mulsa. 
  5. Benih akan berkecambah dalam waktu ± 4 – 7 hari, Plastik mulsa dibuka kemudian bibit dipindahkan ke tempat yang ada sinar dengan tetap menjaga suhu dan kelembaban.
  6. Bibit dengan koteledon tumbuh sempurna, dipindahkan kepolybag 15 x 15 Cm yang telah dibasihi dengan larutan nutrisi  dengan EC. 1,5 mS/Cm dan pH. 5.5.
  7. Pemeliharaan dipersemaian/pembibitan meliputi Penyiraman,1-2 kali sehari (tergantung Cuaca, Fase pertumbuhan bibit, dan media yang digunakan), Pengendalian hama dan penyakit selama di nursery dan yang tak kalah pentingnya adalah pengaturan kembali jarak antar tanam agar daun tanaman tidak saling menutupi.
  8. Bibit siap tanam ke greenhouse produksi setelah berumur ± 21 hari di polybag atau sudah berdaun ± 5 helai.
Gambar teknis pembibitan


Persiapan Tanam dan Transplanting           
Setelah bibit siap untuk dipindahkan ke greenhouse ada beberapa hal yang harus dilakukan/dipersiapkan sebelum transplanting:
Sterilisasi Green House
Sterilisasi dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan seluruh greenhouse dari mikroorgnisme (telur/larva, virus, bakteri dan fungi) yang dapat merugikan tanaman. Ada beberapa bahan yang sering digunakan dalam sterilisasi antara lain lysol, formalin dan beberapa jenis pestisida, yang dalam penggunaannya biasa dilakukan dengan cara:
  1. Formalin 5% disemprotkan ke seluruh bagian greenhouse dengan konsentrasi 5 cc/liter air
  2. Dalam waktu ±4-5 hari setelah penyemprotan formalin disusul dengan penyemprotan pestisida (insektisida dan fungisida) dan diulang sampai 2-3 kali.
  3.  Sehari sebelum media tanam ditata, greenhouse disemprot dengan larutan lysol dengan konsentrasi 3-5 cc/ liter air.
  4.  Instalasi bak desinfektan kaki supaya penyakit tidak bisa dibawa ke dalam screenhouse.
Persiapan Tanam            
  1. Sebelum media ditempatkan, terlebih dahulu media dimasukkan kedalam polybag atau plastik slab atau pot.
  2. Bila menggunakan plastik slab, ukuran yang biasa digunakan adalah 100 x 25 cm dan jika menggunakan polybag, ukurannya 35 x 40 cm
  3. Media yang biasa digunakan adalah sekam bakar, rockwool-grodan atau cocopeat.
  4. Kemudian media tersebut ditata didalam screen house sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan (pada umumnya menggunakan jarak tanaman  antar bedengan ± 100 cm dan antar tanaman ± 50 cm).
  5. Buat lubang tanam dengan diameter ± 15 cm pada permukaan slab (jika menggunakan sistem slab) apabila menggunakan polybag buatlah lubang tanam sesuai dengan besarnya polybag yang digunakan untuk pemeliharaan dinursery.
  6. Media dibasahi dengan larutan nutrisi/pupuk dengan EC 1,5 dan pH 5,5 sampai benar-benar basah/jenuh.
  7. Tahap selanjutnya bibit siap untuk ditransplanting ke screen house. Sebelum bibit ditempatkan bagian bawah polybag digunting dengan hati-hati supaya akar bibti tidak putus/rusak, kemudian bibit ditempatkan pada lubang tanam yang telah dipersiapkan.
  8. Untuk menghindari terjadi kelebihan air siraman dan tumpukan garam-garam dimedia, satu hari setelah transplanting lubang draenase dibuat pada bagian bawah slab/polybag.
1.  Penyiraman dan Pemupukan (Fertigasi)
Pemupukan dan Penyiraman (fertigasi) pada budidaya tomat sistem hidroponik umumnya dilakukan secara bersamaan. Teknis fertigasi bisa dilakukan dengan manual atau sistem irigasi tetes (Drip irrigation system), tapi yang terbaik untuk fertigasi adalah dengan sistem irigasi tetes yang berkualitas baik dengan demikian fertigasi bisa merata, tenaga kerja tidak terlalu banyak, menghemat waktu (dalam waktu singkat bisa menyiram tanaman dalam jumlah yang banyak). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
  1. Kualitas air (sumber air/sumur/mata air), harus bersih dan bebas dari penyakit/kimia,
  2. Kualitas pupuk/nutrisi (komposisi hara harus sesuai dengan kebutuhan tanaman, pupuk yang dipakai mempunyai kemampuan larut 100 %),
  3. Waktu, volume dan frekuensi fertigasi,
  4. Jenis media yang digunakan.


  1. Pewiwilan
Pewiwilan adalah membuang baik tunas maupun daun yang sudah tua bertujuan agar nutrisi yang diserap oleh tanaman terpusat pada batang utama sehingga akan menghasilkan kualitas buah yang baik.

3.  Pengendalian Hama dan Penyakit
Monitoring terhadap serangan hama dan penyakit menjadi penting sebab akan diketahui 
  1. Serangan apa yang terjadi
  2. Berapa berat serangan
  3. Tindakan apa yang akan dilakukan
  4. Kapan akan dilakukan pengendalian 

Pengalaman dari beberapa petani terakhir ada beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang seperti: Kutu kebul (white play), ulat buah, virus, layu fusarium, layu bakteri, powdery meldew, busuk daun, penyakit fisiologis (defesiensi unsur hara) dan sebagainya.

  Pencegahan dan Pengendalian Hama dapat dilakukan dengan cara:
  1. Menjaga kebersihan, membuang sisa tanaman/gulma jauh dari lokasi screenhouse/masuk bak sampah dan dibakar.
  2. Sterilisasi screenhouse (gunakan lysol,formalin dan pestisida) ini harus dilakukan setiap awal musim tanam/sebelum tanam dimmulai.
  3. Memasang bak disenfeksi kaki untuk mencegah masuknya telur/larva hama dan patogen penyakit yang terbawa oleh alas kaki.
  4. Menggunakan varietas yang resisten
  5. Tanaman yang terserang penyakit (virus, bakteri) di masukkan kekantong/karung plastik lalu buang jauh dari lokasi greenhouse/dibakar.
  6. Biologis, dengan memanfaatkan musuh alami (predator), tapi cara ini diIndonesia masih jarang dilakukan.
  7. Kimiawi (pestisida), ini akan menjadi bagus jika penggunaannya tepat dalam pemilihan jenis, konsentrasi dan volume semprot. Disamping itu bisa mempunyai epek kurang baik kalau dalam penggunaannya salah. Untuk menghindari terjadinya kesalahan, memerlukan pengetahuan teknis dan alat (nozle) kualitas tinggi.
  8. Lakukan pengendalian bersama-sama dengan kebun disekitar (kebun tetangga) supaya pengendalian hama dan penyakit mungkin akan lebih efektif.

                Satu hal perlu diperhatikan pengaruh pestisida terhadap kesehatan petani, konsumen, dan lingkungan. Untuk menghindari hal tersebut harus menggunakan pengaman seperti jas/pakain semprot, sarung tangan, masker, kacamata dan pengaman lainnya.
Setelah lama penyemaian benih menjadi bibit selama 1 bulan dan dalam 2 – 3 bulan kemudian sudah bisa dilakukan panen perdana. Tanaman ini dipanen 2 hari sekali sampai sekitar 5 -6 bulan lamanya. Jadi total produktivitas tomat sekitar 10 bulan dan setelah itu harus diganti bibit baru.
Sebelum tanaman diganti agar terus menerus bisa kontinue panen sebaiknya disiapkan penyemaian baru 4 bulan sebelumnya . Buah yangg dipanen tidak usah dicuci untuk mencegah kebusukan tapi cukup dilap agar bersih dan langsung dikemas , baik dengan styrofoam dibungkus plastik wrapping. Untuk suhu penyimpanan tomat cherry yang baik sekitar 5 – 10 derajat C , yangg akan membuat tomat cherry bertahan 1 – 2 minggu lamanya
Penanganan tomat dilakukan untuk tujuan penyimpanan, transportasi dan kemudian pemasaran. Langkah yang harus dilakukan dalam penanganan buah setelah dipanen meliputi pemilihan (sorting), pemisahan berdasarkan umuran (sizing), pemilihan berdasarkan mutu (grading), dan pengepakan (packing).
1. Sorting
                Pemilihan yang efisien sangat tergantung pada penanganan yang serius dan pengawasan serta pemeliharaan peralatan yang terlibat digunakan dalam proses pemilihan. Fasilitas lainnya adalah berupa cukup luasnya ruangan yang digunakan dalam proses pemilihan tomat tidak ditumpuk satu sama lainnya. Pemilihan terhadap tomat dilakukan untuk memisahkan tomat yang berbeda tingkat kematangan, berbeda bentuk (mallformation), dan juga berbeda warna maupun tanda-tanda lainnya yang merugikan (cacat) seperti luka, lecet, dan adanya infeksi penyakit maupun luka akibat hama. Berikut beberapa persyaratan dalam pelaksanakan pemilihan buah :
a. Ruangan yang cukup luas,
b. Kemampuan mengatur aliran tomat,
c. Tanggung jawab,
d. Kemampuan melihat produk,
e. Menghindari luka pada produk (tomat), dan
f. Pengawasan

2. Sizing
Pengukuran tomat dimaksudkan untuk memilah-milah tomat berdasarkan ukuran, berat atau dimensi terhadap tomat yang telah dipilih (proses di atas – sorting). Proses pengukuran tomat dilakukan secara manual maupun mekanik. Kalau pekerjaan ini dilakukan secara mekanik, maka persyaratan perlatan seharusnya memiliki kapasitas yang tinggi, memiliki ketepatan (akurasi), dan tidak menyebabkan luka pada buah. Bambang B. Santoso Penanganan Pascapanen Buah 168.

3. Grading
Pada tahapan ini, tomat dipilah-pilah berdasarkan tingkatan kualitas pasar (grade). Tingkatan kualitas dimaksud adalah kualitas yang telah ditetapkan sebagai patokan penilaian ataupun ditetapkan sendiri oleh produsen.
4. Sizing
Pengukuran tomat dimaksudkan untuk memilah-milah tomat berdasarkan ukuran, berat atau dimensi terhadap tomat yang telah dipilih (proses di atas – sorting). Proses pengukuran tomat dilakukan secara manual maupun mekanik. Kalau pekerjaan ini dilakukan secara mekanik, maka persyaratan perlatan seharusnya memiliki kapasitas yang tinggi, memiliki ketepatan (akurasi), dan tidak menyebabkan luka pada buah. Bambang B. Santoso Penanganan Pascapanen Buah 168

5. Grading
Pada tahapan ini, tomat dipilah-pilah berdasarkan tingkatan kualitas pasar (grade). Tingkatan kualitas dimaksud adalah kualitas yang telah ditetapkan sebagai patokan penilaian ataupun ditetapkan sendiri oleh produsen.

6. Packing
Pengepakan tomat untuk konsumen sering dilakukan dengan membungkus tomat dengan plastik ataupun bahan lain yang kemudian dimasukkan ke dalam wadah (kontainer) yang lebih besar. Bahan pembungkus lainnya dapat berupa bahan pulp maupun kertas. tomat dalam wadah disesuaikan dengan kualitas yang diinginkan. Dalam satu wadah dapat terdiri hanya beberapa tomat atau terdiri dari banyak tomat.. Sedangkan bahan wadah yang dapat digunakan dapat berupa peti kayu, ataupun plastik.

7. Pre-cooling
Pre-cooling diartikan sebagai pendinginan awal, yaitu upaya menghilangkan panas lapang pada tomat akibat pemanenan di siang hari. Seperti diketahui suhu yang tinggi pada tomat akan merusak tomat selama penyimpanan sehingga menurunkan kualitas. Makin cepat membuat panas di lapang, makin baik kemungkinan menjaga kualitas komoditi selama disimpan. Pre-cooling dimaksudkan untuk memperlambat respirasi, menurunkan kepekaan terhadap serangan mikroba, mengurangi jumlah air yang hilang melalui transpirasi, dan memudahkan pemindahan ke dalam ruang penyimpanan dingin bila sistim ini digunakan.
Pemasaran Tomat 
Kebanyakan produk-produk hasil budidaya secara hidroponik (termasuk tomat cherry) di pasaran lebih mahal dari produk-produk pertanian secara konvensional. Tetapi tujuan pasarnya pun berbeda dari produk pertanian biasa. Harga yang dipatok untuk tanaman hasil teknologi hidroponik yang terbilang mahal, pada umumnya memang bisa ditemui di tempat perbelanjaan seperti supermarket dan hipermarket. Karena tujuan akhir pasarnya adalah konsumen dengan tingkat kesejahteraan menengah ke atas. Karena seperti kita ketahui bahwa pada umumnya masyarakat Indonesia yang peduli dan mengutamakan kualitas produk-produk yang dikonsumsinya hanya yang tingkat kesejahteraannya menengah ke atas, sedangkan yang menengah ke bawah hanya berorientasi pada apa yang bisa dimakan, jarang atau bahkan tanpa memperdulikan kualitasnya.
Aneka Produk Olahan Tomat
Berikut ini beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk menganekaragamkan dan memperpanjang umur simpan produk berbasis tomat:
  1. Sari tomat
  2. Jelly drink tomat
  3. Yoghurt tomat
  4. Sirup tomat
  5. Puree tomat
  6. Saos tomat
  7. Selai tomat
  8. Permen jelly tomat
  9. Manisan tomat
  10. Torakur (Tomat Rasa Kurma)
  11. Leather tomat
YOGHURT TOMAT
Yoghurt merupakan produk minuman fermentasi yang berasa masam, sedikit kental yang pada mulanya berbahan dasar susu. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, pembuatan yoghurt berbasis bahan nabati semakin diminati. Salah satu yoghurt berbasis nabati yaitu yoghurt tomat. Yoghurt ini memiliki sifat fungsional berupa kandungan antioksidan tinggi, senyawa antimikroba (asam laktat) dan vitamin C. Berikut ini bahan, alat dan proses pembuatan yoghurt tomat.

Bahan :
v   Sari tomat 1 L
v   Susu skim 5 % (b/v)
v   Gula (sukrosa) 10 % (b/v)
v   Starter yoghurt 1 botol
Alat :
v   Kompor - Panci stainless steel
v   Pisau - Sealer
v   Saringan - Wadah / cup gelas
v   Blender - Baskom dan penutup
v   Termometer - Refrigerator

Cara Pembuatan :
1. Siapkan sari tomat sebanyak 1 L.
2. Sari tomat ditambah dengan susu skim sebanyak 5% (b/v), gula 10% (b/v).
3. Campuran sari tomat dipasteurisasi suhu 85-90oC selama 30 menit.
4. Setelah selesai dipasteurisasi, didinginkan.
5. Setelah dingin, siap untuk diinokulasi dengan starter yoghurt sebanyak 5-10% (v/v).
6. Kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Kalau tidak ada incubator dapat diinkubasi pada suhu ruang.
7. Yoghurt hasil inkubasi siap dikemas ke dalam cup bersih dan steril.

0 komentar:

Posting Komentar