Teknik Berternak dan Cara Budidaya Ikan Patin Kolam Tembok Air Tawar
Cara
budidaya ikan patin air tawar merupakan salah satu faktor penting yang
harus diperhatikan sebelum kita terjun menggeluti usaha ternak ikan
patin, karena dengan mempelajari dan memahami tentang cara budidaya ikan
patin diharapkan kita bisa mempersiapkan dan mempraktekan tentang apa
saja dan bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan.
Ikan patin dengan nama ilmiah Pangasius hypophthalmus
masuk ke dalam golongan jenis ikan lele (catfish), habitat asli ikan
patin di alam bebas adalah berasal dari sungai-sungai besar yang ada di
kawasan pulau Kalimantan, pulau Sumatra, dan pulau Jawa. Namun ikan
patin dapat juga hidup dan dibudidayakan di kolam air tawar. Jenis ikan
patin local di Indonesia mempunyai kesamaan bentuk, ukuran dan tekstur
dengan jenis ikan patin yang ada di Thailand (pangasius sutchi). Ikan
patin termasuk golongan ikan yang paling banyak dikonsumsi karena
sebagai sumber protein hewani. Menggeluti bisnis Ikan patin merupakan
bisnis yang berprospek bagus karena dapat mengahsilkan nilai jual yang
tinggi, karena selain sebagai sumber gizi ikan patin juga bisa bernilai jual sebagai ikan hias.
Ikan Patin
termasuk ikan yang cepat besar sehingga untuk bibit yang secara teratur
diberikan makan tambahan ketika mereka mencapai umur 6 bulan panjang
badanya bisa mencapai 35 sampai 40 cm.
Agar
proses pertumbuhan bibit lebih cepat lagi maka ikan patin lebih baik
dibudidayakan di kolam dengan air yang mengalir secara teratur.
Memilih habitat (Kolam) Dalam Cara Budidaya Ikan Patin
Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum kita menentukan untuk
memilih habitat di dalam cara budidaya ikan patin sebagai kolam
peternakan.
1) Pilihlah jenis tanah liat atau tanah lempung dan tidak berporos, karena tanah jenis ini
merupakan tanah yang bagus untuk dibuat sebagai kolam tempat pemeliharaan.
2) Pilihlah tanah yang mempunyai kemiringan 3 sampai dengan 5 %, supaya aliran air ke kolam bisa lebih mudah secara gravitasi.
3) Jika anda mempunyai pilihan menentukan cara budidaya ikan patin dengan sistem jala apung, maka pilihlah sungai yang
mempunyai arus lambat.
4) Pilihlah habitat ikan patin yang mempunyai kualitas air yang bersih, usahakan air tidak begitu keruh, air juga tidak boleh
tercemari dengan bahan-bahan kimia yang beracun serta tidak boleh tercemari oleh limbah dari industri atau pabrik.
5) Usahakan suhu air pada kisaran 26 sampai dengan 28 derajat celcius ketika masa penetasan telur mejadi larva yang siap
dimasukan akuarium. Untuk daerah yang mempunyai suhu air yang cenderung rendah maka diperlukan heater atau pemanas
supaya suhu air tetap stabil dan memcapai suhu yang optimal.
6) Usahakan agar anda mempunyai kolam air yang mempunyai keasaman kira-kira 6,5 sampai dengan 7.
Cara pembenihan ikan patin
Cara pembenihan ikan patin sebaiknya dipilih lokasi kolam untuk peternakan yang dekat dengan sumber air dan bebas dari banjir. Untuk memudahkan sistim pengairan ke dalam kolam sebaiknya kolam dibangun pada lokasi lahan yang landai dan mempunyai kemiringan 3 sampai dengan 5 %. Hal ini bertujuan agar air mudah dan lancer mengalir ke kolam.
Setidaknya ada 3 jenis kolam yang perlu disiapkan untuk memulai cara budidaya ikan patin.
1) Kolam Tempat Memelihara Induk.
Luas kolam
ditentukan oleh seberapa banyak jumlah induk dan intensitas dalam
pengolahannya, misalnya untuk 100 kilogram induk sebaiknya dipelihara di
dalam kolam dengan luas kira-kira 500 m2 , persyaratan
memilih kolam jenis ini jika anda hanya mengandalkan sumber pakan alami
ditambah dedak. Tetapi jika pakan yang akan diberikan berupa pelet maka
untuk 100 kilogram induk bisa dipelihara di dalam kolam dengan luas
antara 150 sampai dengan 200 m2 saja. Kolam sebaiknya
mempunyai bentuk persegi panjang, dinding samping kolam bisa ditembok,
tetapi untuk jenis kolam tanah sebaiknya dinding samping dilapisi
anyaman bambu.
2) Kolam Tempat Pemijahan
Kolam
tempat memijahkan bisa di kolam tanah atau berupa bak tembok, jumlah
induk yang hendak dipijahkan memengaruhi besarnya ukuran atau luas
kolam. Misalnya untuk 1 ekor induk yang mempunyai berat 3 kilogram
sebaiknya ditempatkan pada kolam dengan luas 18 meter persegi yang sudah
dilengkapi dengan kira-kira 18 buah ijuk.
3) Kolam Tempat Pendederan
Untuk
kolam tempat pendederan sebaiknya dibuatkan kolam berbentuk 4 persegi,
buatkanlah saluran (kemalir) pada dasar kolam dan buatkan juga kubangan
di daerah saluran pengeluaran. Saluran kemalir dan kubangan dibuat
dengan tujuan untuk mengumpulkan benih pada saat panen tiba.
Cara Pemijahan dan Memilih Bibit Ikan Patin
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pembibitan di dalam cara budidaya ikan patin.
1) Memilih Bibit Ikan Patin yang Bagus
Memilih
Bibit Ikan Patin bisa berasal dari proses pemeliharan di kolam sejak
kecil atau merupakan hasil dari tangkapan di alam , pilihlah induk yang
berasal dari kawanan ikan patin yang sudah dewasa sehingga diharapkan
kita mendapatkan induk yang ideal dan mempunyai kualitas yang bagus.
2) Perawatan dan Pemeliharaan Induk patin
Lakukanlah
pemeliharaan secara khusus terlebih dahulu terhadap induk ikan patin
yang telah dipilih untuk dipijahkan, pemeliharan bisa dilakukan di dalam
sangkar yang terapung, berikanlah makanan special terhadap induk yaitu
makanan yang kaya akan protein. Makanan induk bisa dibuat dari
bahan-bahan yang bisa dibeli dan tersedia banyak dipasaran seperti :
Bahan-bahan berupa pakan ayam yang mengandung 35 persen tepung ikan di
dalamnya, dedak halus dengan komposisi 30 persen, menir beras dengan
komposisi 25 persen, tepung kedelai dengan komposisi 10 persen, dan
tambahan vitamin atau mineral sebesar 0,5 persen.
Induk ikan
patin yang secara gonag sudah matang serta siap untuk masuk ke dalam
sesi pemijahan mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria induk betina
- Induk sudah mempunyai usia 3 tahun.
- Induk sudah mempunyai berat antara 1,5 samapai dengan 2 kilogram.
- Secara visual induk sudah mempunyai perut yang membesar pada daerah anus.
- Bila diraba perut induk patin akan terasa empuk, lembek dan tipis.
- Ada pembengkakan dan timbul warna merah di daerah kloaka.
- Akan keluar beberapa butir telur jika daerah kloaka ditekan.
2. Kriteria induk jantan
- Induk sudah mempunyai usia 2 tahun.
- Induk sudah mempunyai berat antara 1,5 sampai dengan 2 kilogram
- Seperti halnya pada induk betina, bila diraba induk jantan mempunyai perut yang lembek dan tipis.
- Jika diurut sambil ditekan induk jantan akan mengeluarkan cairan berupa sperma yang berwarna putih.
-
Pada bagian kelamin Induk jantan ada pembengkakan dan mempunyai warna
merah tua sebagai tanda bahwa induk siap dikawinkan.
Setelah
bibit yang dipijahkan menghasilkan benih, lakukanlah pemindahan terhadap
benih ikan patin yang sudah mempunyai usia 1 hari, pindahkan benih ke
dalam akuarium dengan ukuran 80 x 45 x 45 (cm). Setiap akuarium usahakan
diberi air dari sumur bor yang sudah terlebih dahulu diaerasi. Secara
ideal setiap akuarium berisi 500 ekor, tempatkan aerator di setiap
akuarium untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada benih. Agar kestabilan
suhu air dan ruangan terjaga maka dapat ditempatkan heater (pemanas).
Karena
benih baru berusia 1 hari maka benih belum diperlukan pemberian makanan
tambahan karena merka masih mempunyai sumber makanan cadangan yang
berupa yolk sack (kuning telur). Barulah pada hari ke-3 benih bisa
mendapatkan suplai makanan tambahan yaitu emulsi kuning telur ayam yang
sudah di terlebih dahulu direbus. Kemudian secara perlahan-lahan benih
akan menyantap makanan hidup yang berupa kutu air dan atau jentik
nyamuk.
Pemeliharaan dan Pembesaran Bibit Ikan Patin
Ikan
patin mempunyai karakteristik pertumbuhan yang pesat, terutama
pertambahan panjang badan ikan, ketika menginjak usia 2 bulan, benih
ikan patin bisa tumbuh mencapai 10 sampai dengan 12 cm, dan berat
badanya bisa mencapai 14 sampai dengan 15 gram. Ketika beratnya mencapai
2,50 kilogram pertambahan berat badanya menjadi lebih cepat dari pada
pertambahan panjang badannya. Namun ketika ikan patin mencapai umur 10
tahun pertumbuhannya (berat dan panjang) menjadi lebih lambat
dibandingkan dengan ikan patin yang masih muda. Di habitat aslinya di
alam liar, Ikan patin dewasa bisa bertahan hidup sampai umur 20 tahun.
Proses
membesarkan benih ikan patin bisa dilakukan diberbagai variasi tempat
yang berbeda, yaitu : di kolam biasa, kolam jala apung, sitim pen dan
kolam keramba.
Kegiatan pembesaran dan pemeliharaan ikan patin meliputi :
1) Kualitas air dan kolam ikan patin
Kualitas
air ikan patin yang kurang baik bisa mengakibatkan ikan gampang diserang
penyakit, penyeleksian kualitas air meliputi 2 sifat yaitu sifat air
secara fisika dan sifat air secara kimiawi.
Sifat air
secara fisika terdiri dari faktor suhu, kekeruhan air, dan warna air.
Sedangkan sifat air secara kimiawi terdiri dari faktor besarnya kecilnya
kandungan oksigen (O2), kandungan karbondioksida (CO2), nilai pH serta
zat-zat atau limbah beracun. Ikan patin dikategorikan golongan ikan yang
sanggup bertahan hidup jika terjadi kekurangan kandungan oksigen dalam
kolam atau air. Kriteria air yang bagus yang diperlukan dalam cara budidaya ikan patin
setidaknya mengandung oksigen sebesar 4 milligram/liter air. Sedangkan
besarnya kandungan karbondioksida harus kurang dari 5 milligram/liter
air.
Kedalaman air mempengaruhi kualitas air dan jumlah plankton.
a) Kedalaman air 1 – 25 centimeter à air keruh, banyaknya partikel tanah.
b) Kedalaman air 25 – 50 centimeter àoptimal, plankton cukup.
c) Kedalaman air 50 centimeter à air jernih, plankton sedikit.
Untuk
merangsang dan meningkatkan produktifitas makanan alami
sebanyak-banyaknya maka kolam pembesaran perlu dikasih pupuk. Pupuk bisa
berupa jenis pupuk kandang atau jenis pupuk hijau dengan besaran dosis
50 sampai dengan 700 gram per meter persegi.
2) Pemberian Pakan Ikan Patin
Pemberian
pakan ikan patin dapat dilakukan pada pagi hari dan sore hari (2x
sehari), banyaknya pakan yang diberikan untuk patin dalam satu hari
sebanyak 3% sampai dengan 5% dari berat tubuh ikan patin yang sedang
diperlihara tsb. Kuantitas atau jumlah pakan yang diberikan mengalami
perubahan setiap bulan. Untuk mendapatkan gambaran pertumbuhan ikan tsb,
ambilah 5 ekor sampai dengan 10 ekor ikan patin sebagai sampel kemudian
ditimbang.
Ikan Patin
termasuk ke dalam jenis ikan pemakan segala (omnivore), ikan ini
mempunyai sifat dan kebiasaan menyantap pakan di dasar air (kolam).
Sebelum mempunyai kebiasaan sebagai omnivora, ketika pada masa ikan
berupa larva ikan patin cenderung mempunyai kebiasaan sebagai ikan
pemakan daging (carnivora). Pada masa larva, ikan patin cenderung
memangsa ikan patin lain (kanibalisme) oleh sebab itu ketiaka masa ikan
masih berupa larva, tidak boleh terjadi keterlambatan dalam pemberian
pakan.
Untuk
sumber pakan tambahan dapat diberikan pellet, ikan-ikan kecil, serta
sisa-sisa bahan makanan di dapur. Pakan tambahan dapat diberikan setiap 3
hari sampai dengan 4 hari sekali, hal ini bertujuan untuk merangsang
nafsu makan ikan.
Untuk
memaksimalkan hasil budidaya agar mendapatkan jumlah ikan yang banyak
pada masa panen ikan patin tiba maka perlu diperhatikan juga adanya
faktor lain yang bisa mempengaruhi seperti gangguan dari hama dan serangan penyakit.
Masa Panen Dalam Budidaya Ikan Patin
Metode
penangkapan pada masa panen ikan patin dengan memakai sistim jala apung
sering menyebabkan ikan menjadi luka-luka. Sebaiknya memulai pekerjaan
penankapan ikan terlebih dahulu dilakukan di daerah hilir kemudian
secara perlahan maju ke daerah hulu. Jika anda menggunakan kere
doronglah kawanan ikan patin sehingga mereka terpojok di daerah hulu,
metode penangkapan seperti ini lebih baik dan menguntungkan sebab
kawanan ikan patin tetap memperoleh air segar untuk menghindari kematian
pada ikan.
Ikan patin yang dibudidayakan
di dalam hampang dalam kurun waktu 6 bulanan sudah bisa dipanen, benih
yang mempunyai berat 8 sampai dengan 12 gram/ekor ketika pada awal waktu
ditebarkan di kolam, beratnya akan mencapai kira-kira 600 sampai dengan
700 gram/ekor ketika menginjak umur 6 bulan.
0 komentar:
Posting Komentar